Sedang bersantai di rumah, tiba-tiba ada email masuk dan membuatku tersentak. Ekspresi yang tidak mungkin muncul bila isinya seputar milist. Kali ini lain, yang sudah menyimak autobiografiku pasti kenal Mang Kokon. Dan inilah email mengejutkan itu:
Setelah saya baca biografi mas Iyan , ini cuplikannya :
Dimulai ketika aku berbalap lari dengan temanku Ruslan dan Nandang. Entah mengapa aku bisa terjatuh, dan akhirnya kepalaku menghantam batu. Aku menangis sendirian sedang temanku tak sadar dan terus berlari. Darah muncrat dari pelipisku, membuat tangisku semakin menjadi. Saat itulah aku ditolong seseorang bernama Mang Kokon. Dia membopongku menuju ke nenekku. Akupun diobati dengan jampi yang tak kumengerti. Orang zaman baheula mah memang kuat jampi-jampinya.
Dialah Mang Kokon, dewa penolongku. Padahal aku mungkin saja mati kehabisan darah kalau tak ditolong olehnya. Ada cerita menarik mengenai Mang Kokon…
Mang Kokon adalah seorang anak dari makelar tanah yang kaya raya bernama Bah Inta. Kata orang-orang, Mang Kokon itu disekolahkan sampai menjadi sarjana. Namun akhir kisahnya harus menyedihkan. Bila kamu mengunjungi kampungku sekarang, kini Mang Kokon hanyalah seorang pria yang sering tertawa-tawa sendiri. Kewarasannya agak terganggu.
Dia sekarang sering menulis di dinding memakai arang. Tapi kalau boleh aku menganalisis, tampak benar kalau Mang Kokon pernah melewati masa-masa sebagai mahasiswa.
Coba simak tulisan ini…
“Preman lakukan 5 kali tebang habis, pembunuh disembah!”
Kalau menurutku berarti ini adalah masa-masa ketika gencar-gencarnya zaman Petrus (Penembak Misterius,red). Entah benar entah tidak, waktu zaman Suharto katanya masyarakat bisa damai tentram, karena Petrus tadi. Orang-orang macam preman banyak yang menghilang secara misterius. Pers juga waktu itu masih dibungkam. Hak azasi tiada artinya.
Mungkin itulah masa-masanya Mang Kokon…
Yang membuat geli adalah ketidakwarasan Mang Kokon
mas iyan , saya lagi mencari teman kuliah namanya Kokon , dia dulu mahasiswa politelnik bandung angkatan 1983 , tapi kami kehilangan kontak …
Nah setelah sy baca biografinya mas iyan , ternyata mas iyan cerita mengenai seseorang bernama mang kokon , jangan2 yg di ceritakan maa iyan adalah kokon yg kami cari , ken ciri2 nya sama
klo bisa minta alamat di dago pakarnya , kami akan. Cari kesana
Mudag2an mas iyan berkenan membantu,
Terima kasih sebelumnya
Salam,
Heru cheryana
Sent from my iPhone
Wah mas, betapa sempitnya dunia ini kalau ternyata itu benar.
Alamatnya di Jalan Raya Golf, gang Haji Syafei, kampung cirapuhan, Kec. Cimenyan. Patokannya kalau mas tahu Dago Resort itu di jalan masuknya, ada kampung di lembahnya.
Mungkin akan kaget mas melihat Mang Kokon sekarang. Masih linglung, mungkin support dan perhatian rekan-rekannya pas kuliah akan berarti banyak untuk beliau.
Salam,
Iyan Nurdiansyah
Insya Allah , kami akan coba telusuri alamat tsb , kebetulan sy tinggal di jakarta
Sekali lagi terima kasih infonya
Anyway , tulisan mas Iyan sangat bagus , saya sampai minta anak2 saya utk membacanya …
Salam kenal
Heru cheryana
Sent from my iPhone