Titik Awal

12 04 2011

Waktu itu KP baru saja selesai dilaksanakan. Mengingat KP-ku dengan Rizki Shebubakar sudah dimulai lebih awal dari teman-teman lain, aku sudah terbebas dari kewajiban KP ini. Badan ini masih meminta jatah libur. Namun iseng saja coba pergi ke kampus, main ke himpunan. Hingga akhirnya bertemu Amri, Iwan, dan beberapa orang 2008 yang belum aku kenal. Dari sapa-sapa akhirnya kutahu mereka baru saja melakukan survei Kersos.

Whoalah, iya ya. Kersos ternyata baru akan digulirkan lagi di BP yang sekarang. Akupun jadi teringat bahwa di departemen Pengabdian Masyarakat, aku diproyeksikan untuk jadi orang yang konsern pada Kersos.

Akhirnya kutanyakan kapan ada survey lagi. Ya, aku niatkan dalam hati, survey selanjutnya aku harus ikut. Survey ke daerah Saung Angklung Udjo, tibalah waktunya. Kini aku kenal 2 orang 2008 ini, Faza dan Fachry. Kebetulan aku lumayan hafal daerah situ, sehingga aku berperan sebagai penunjuk jalan.

Seterusnya, aku ikut terus dalam perburuan tempat kersos ini. Survey yang melelahkan demi mencari tempat yang benar-benar sesuai dan membutuhkan.

Disinilah pengalaman-pengalaman luar biasa bersama Kersos dimulai.





Mahasiswa Tingkat Akhir

14 03 2011

Dulu suka aneh dengan kakak-kakak kelas yang isi KSMnya cuma 1-2 mata kuliah. Suka aneh kalo melihat mereka nongkrong-nongkrong kurang kerjaan. Well, sekarang saya mengalaminya. Inilah mahasiswa (mudah-mudahan) tingkat akhir.

SKS tinggal sedikit, kuliah sudah jarang. Bertemu teman-teman makin terbatas. Sementara TA yang notabene syarat mutlak kelulusan kurang tergarap karena aura main lebih membahana.

Begini mungkin, layaknya burung yang sekian lama terkungkung sangkar tugas dan laporan. Ketika suatu saat sangkarnya tak ada lagi, ia ber-euforia dengan kebebasan. Sudah merasa jenuh dengan ketatnya perkuliahan di ITB. Ingin mengepakkan sayap dulu.

Hari ini minggu UTS, namun saya tak merasakan gejolak darah yang sama, setidaknya dibandingkan dengan 6 bulan lalu. Sifat ujian open book memperparah kondisi, hehe….makin ga mood saja belajar. Padahal ini adalah UTS satu-satunya buat saya. Mungkin karena hanyanya satu-satunya. Ya mungkin saya baru belajar pas ujiannya saja,hehe.

Nampak kemalasan ini tak boleh lama-lama. Waktu itu tak kompromi, dia terus saja berlari. Tahu-tahu sudah Maret saja, dan target lulus Juli jadi mengawang-ngawang kalau begini terus. Ayo bangkit teman-teman SWASTA. Buktikan kita sebagai seorang Julius (Juli sampai Mampus)!

Tapi kalau begini terus, Oktopus(Oktober sampai Mampus) jadi terasa lebih menggoda. Haha, dasar pemalas. Ingat pihak beasiswa dan perusahaan tempat bekerja woy!!!